SELAMAT DATANG DI BEM STISIPOL DHARMA WACANA METRO,LAMPUNG

Jumat, 19 Desember 2014

MOTIVASI BERPRESTASI MELALUI ORGANISASI MAHASISWA


Berprestasi
Penumbuhan semangat berprestasi sekaligus berkontribusi untuk kebanggaan dan kejayaan
almamater bermula dari adanya persepsi positif dari setiap mahasiswa terhadap apapun yang
berhubungan dengan almamaternya (fasilitas, lingkungan, senior, aktifitas akademik, dll).
Persepsi positif dibentuk dari informasi (dosen, senior, pegawai, teman) dan lingkungan
(kegiatan belajar mengajar, praktikum, organisasi mahasiswa, dll) yang mendukung
penumbuhan persepsi positif tersebut. Informasi dan lingkungan yang ada di kampus, agar
mendukung terbentuknya perpsepti positif, harus dikondisikan sedemikian rupa agar beriklim
atau ber-atmosfer positif (juga). Hal ini dapat dikondisikan oleh para senior dan
pengurus organisasi yang ada di kampus melalui berbagai aktivitas kegiatan yang mereka
lakukan, terutama pada setiap acara dengan fungsi kaderisasi.
Persepsi positif tersebut misalnya meliputi ilmu dan wawasan apa yang akan didapat dari
almamaternya, bagaimana prospek setelah lulus, keahlian dan ketrampilan apa yang bisa
didapatkan. Dan hal positif lainnya yang dapat diperoleh setelah mahasiswa masuk dalam
lingkungan kampus. Persepsi positif terhadap almamater sangat penting dalam menentukan
seorang mahasiswa ingin berprestasi dan juga berkontribusi untuk almamaternya. Budaya dan
amosfer ini lah yang dapat ditumbuhkan oleh organisasi mahasiswa kepada mahasiswanya
agar persepsi positif dan kebanggaran almamater tumbuh dan bersemi dalam diri setiap
mahasiswa, sehingga membantu mahasiswa untuk beprestasi sekaligus berkontribusi kepada
almamater dan bangsa.
Kekuatan atau kompetensi dari suatu organisasi akan lebih ditentukan oleh intangible
assetberupa sumber daya manusia yang berkemampuan serta organisasi pembelajar untuk
dapat bersaing pada masa yang akan datang.
Apa yang Mempengaruhi Mahasiswa Berprestasi?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa untuk mencapai prestasi
yang optimal, yaitu inteligensi, kepribadian, lingkungan kampus, dan lingkungan
rumah. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam mencapai
prestasi optimal yaitu self-regulation (SR). Usaha individu untuk mencapai tujuan belajar
dengan mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, emosi dan perilaku disebut self-regulated
learning (SRL). SRL bukan merupakan kemampuan mental (inteligensi) atau keterampilan
akademik seperti kecakapan membaca, tetapi suatu proses pengarahan diri yang melibatkan
transformasi dari kemampuan mental menuju keterampilan akademik individu.
Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mahasiswa dapat berprestasi atau kah
tidak akan ditentukan oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari luar
dirinya. Faktor internal, menurut banyak ahli merupakan penentu dari kesuksesan seorang
mahasiswa mencapai prestasi optimal. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi pencapaian
mahasiswa, namun hanya sebatas mempengaruhi tidak menentukan. Faktor internal yang
dimaksud adalah contohnya motivasi, semangat, dorongan dari dalam diri untuk berprestasi.
Kesadaran untuk berprestasi diatas rata-rata yang nantinya akan memunculkan motivasi,
semangat, dan dorongan didalam dirinya. Motivasi tersebut hanya akan mencapai sasaran jika
mahasiswa menemukan cara bagaimana mencapai targetnya. Oleh karena itu, pemahaman
tentang bagaimana mencapai target atau prestasi yang diinginkan harus dipunyai setiap
mahasiswa. Pemahaman tentang diri sendiri, pemahaman tentang manajemen diri,
manajemen waktu, dan penentuan prioritas dan juga life mapping sangat perlu dikuasai oleh
setiap mahasiswa agar mereka tahu cara dan jalan mencapai prestasi yang mereka inginkan.
Seperti juga yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya, bahwa kemampuan dalam
mengatur dirinya (self-regulated), terutama bagi mahasiswa yang dianggap telah mandiri dan
dewasa, merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung pencapaian target prestasi
mereka.
Selain faktor internal, faktor eskternal berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa untuk
berprestasi, diantaranya adalah lingkungan, baik lingkungan kampus, lingkungan pergaulan,
maupun keluarga. Lingkungan kampus, berupa amosfer akademik yang tinggi, iklim belajar
dan beprestasi yang tinggi, yang dibangun oleh setiap elemen yang ada di kampus akan
sangat menentukan seberapa besarkah motivasi beprestasi pada setiap individu
mahasiswanya. Jika amosfer, iklim, dan budaya prestatif telah ada di lingkungan kampus,
setiap mahasiswa yang baru masuk kedalam kampus tersebut, sudah dapat dipastikan mereka
akan langsung termotivasi untuk juga berprestasi seperti mahasiswa kebanyakan dikampus
tersebut. Pergaulan atau pertemanan juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bertingakah
laku, berpikir, dan berucap. Banyak orang mengatakan “jika kamu ingin menjadi dokter maka
bergaulan dengan dokter, jika kamu ingin menjadi guru bergaullah dengan guru, dan jika
kamu ingin menjadi orang sukses maka bergaullah dengan orang-orang sukses”. Dengan
siapa kita bergaul, dengan siapa kita berteman, pasti akan mempengaruhi pola pikir dan
tindak tanduk kita. Jika mahasiswa dapat berteman dengan mahasiswa lain yang mempunyai
berorientasi prestasi, dapat dipastikan bahwa mahasiswa tersebut akan ikut terpengaruh,
minimal ingin beprestasi seperti teman-temannya atau bahkan melebihi teman-temannya itu.
Mahasiswa tersebut akan termotivasi melihat teman-temannya yang lain. Cara pandang,
sikap, dan karakter prestatif dalam diri mahasiswa pun akan terbangun karena lingkungan
pertemanan atau pergaulannya mendukung hal tersebut tercapai.
Prestasi Berawal dari Organisasi
Lingkungan pergaulan yang berorientasi prestasi tersebut, berdasarkan banyak pengalaman,
lahir dari dunia organisasi mahasiswa. Mereka yang beprestasilah yang kebanyakan lahir dari
rahim organisasi mahasiswa, apapun organisasinya. Berorganisasi artinya selain dapat
menumbuhkan kemampuan soft-skill dan life-skill, tapi juga mengundang kesempatan untuk
berpretasi. Fakta membutkitkan, mahasiswa yang banyak mendapatkan prestasi, seperti
lomba karya tulis, penelitian, business plan, debat, prestasi dibidang kesenian dan budaya,
olahraga, dan bahkan terpilih menjadi delegasi di acara internasional adalah mereka yang
aktif di organisasi mahasiswa. Bahkan ajang pemilihan mahasiswa beprestasi yang setiap
tahunnya diadakan adalah salah satunya ditentukan oleh keaktifannya di organisasi.
Organisasi mahasiswa dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam membantu seorang
mahasiswa menemukan kesadaran kemudian dorongan dan motivasi untuk berprestasi karena
ia berada pada lingkungan pergaulan yang mendukung seorang mahasiswa mencapai
prestasinya. Apapun bidang dan jenis prestasinya.
Mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa umumnya akan lebih cepat mehami dirinya
sendiri, menemukan jati diri dan prinsip hidupnya, sehingga mereka dapat mengatur diri dan
waktu dengan baik untuk mencapai target-target mereka. Fakta telah membuktikan hal
tersebut. Berorganisasi cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip hidup,
karakter, kepercayaan diri dan skill. Ada potongan kalimat dari seorang aktivis mahasiswa
yang mengatakan bahwa: “Berorganisasi memunculkan teman. Berteman melahirkan
pergaulan. Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada
kematangan hidup sebagai seorang pembelajar”.
Maka, motivasi berprestasi lahir dari keaktifan kita berorganisasi. Berorganisasi membuka
peluang untuk beprestasi.
Organisasi mahasiswa berperan besar dalam membangun budaya dan amosfer prestatif
didalam kampus melalui kebijakan dan program kerja yang dilakukannya. Kebijakana dan
program kerja yang dibuat oleh organisasi mahasiswa seyogyanya semuanya berorientasi
prestatif. Selain itu, organisasi mahasiswa mempunyai peran dalam proses pendidikan dan
kaderisasi mahasiswa, sehingga secara langsung sebenarnya organisasi mahasiswa
mempunyai tanggung jawab dalam mendidik mahasiswa yang ada dikampusnya. Organisasi
harus menjadi wadah pembelajaran sekaligus wada pendidikan, atau knowledge resource bagi
setiap mahasiswa yang ada didalam organisasi tersebut maupun kepada mahasiswa lain
secara luas. Organisasi maasiswa harus mengajarkan berbagai skill kepada mahasiswanya
berdasarkan peran dan fungsi organisasi tersebut. Ada empat sendi pengembangan skill dan
knowledge mahasiswa yaitu melalui organisasi mahasiswa, yaitu 1) akademik oleh HMJ
(himpunan mahasiswa jurusan), 2) sosial politik oleh BEM dan SENAT/DPM, 3) minat
bakat oleh UKM (unit kegiatan mahasiswa), dan 4) keagamaan/spiritual oleh lembaga
mahasiswa berbasis agama. Keempat sendi aktivitas mahasiswa tersebut harus berjalan secara
sinergis dan terintegrasi dalam satu kesatuan yang harmonis sehingga
pengembangan softskill mahasiswa di perguruan tinggi dapat dicapai dengan sempurna atau
COMPLETE.
Organisasi mahasiswa harus menjadi penanam nilai/value positif kepada mahasiswa melalui
kegiatan dan aktifitas yang dilakukan. Organisasi mahasiswa adalah wadah yang sangat tepat
untuk mendidik mahasiswa menjadi mahasiswa ideal yang sesungguhnya, dan sebagai tempat
yang tepat untuk belajar tentang kehidupan dan memaknainya. Seperti yang sudah dijelaskan
dimuka, organisasi mahasiswa harus bisa berperan dalam menumbuhkan persepsi positif
mahasiswa kepada institusinya agar dorongan untuk berprestasi dan berkontribusi kepada
almamater dan bangsa dapat tumbuh subur dikalangan mahasiswa. Organisasi mahaisiswa
adalah bagian penting dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya dan amosfer prestatif di
kampus.
Mulailah dari Dalam Diri Sendiri
Mulailah menumbuhkan semangat bepretasi dari dalam diri. Karena semangat kuat untuk
menggapai prestasi bermula dari dalam diri sendiri, dan itulah yang akan menentukan apakah
kita akan mempunyai prestasi atau tidak. Diri sendirilah juga yang akan menggerakan kita
menjadi mahasiswa yang biasa saja, seperti kebanyakan kita, ataukah akan melejit diatas ratarata
kita, menjadi mahasiswa yang punya prestasi. Prioritaskan memperbaiki diri sebelum
memperbaiki sistem. Perbaikan diri adalah modal untuk memperbaiki sistem. Sistem yang
baik dibuat dan dijalankan oleh individu yang baik. Semuanya berawal dari pembinaan diri.
Perbaikan diri.
Kapasitas berbanding lurus dengan kontribusi. Ibarat sebuah gelas, semakin besar ukuran
gelas akan semakin besar jumlah air yang bisa ia tampung dan berikan. Semakin besar dan
banyak ilmu seseorang, semakin besar kontribusi dan kemanfaatannya bagi sesama.
Teruslah belajar dan berkontribusi untuk kejayaan almamater dan bangsa.
HIDUP MAHASISWA!!!






Sumber: www.untirta.ac.id/downlot.php?...ArtikelMotivasiBerprestasiMelaluiOrganisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini